Jumat, 13 Juli 2012

Internet Ancam Eksistensi Buku dan Perpustakaan?



Konsultan: Donny BU - ICT Watch - detikinet
Jumat, 13/07/2012 13:14 WIB

http://images.detik.com/content/2012/07/13/1205/booksandinternet.jpg
Ilustrasi (ist)
Jakarta - Makin banyak wawasan-wawasan bacaan di Internet, namun apakah ini berarti buku-buku di perpustakaan, toko buku, dan sebagainya akan terancam keberadaannya? Apakah anak masa depan lebih suka baca di Internet ketimbang sebuah buku?

(Rangga, 40th, Pria)

Jawaban :

Dengan makin banyaknya konten, wawasan ataupun bacaan di Internet, tidak akan serta merta mengancam peran dari perpustakaan dan toko buku, termasuk keberadaan produk buku-buku di dalamnya.

Memang tak dapat dipungkiri, bahwa konten pengetahuan yang ada di Internet sangat berlimpah luar biasa, sangat tidak bisa dibandingkan dengan konten yang ada di dalam bangunan fisik seperti perpustakaan atau toko buku.

Tetapi ada keunggulan utama pada perpustakaan dan toko buku yang tak dimiliki oleh Internet, yaitu sebagai tempat terjadinya pertukaran ide, gagasan, informasi, ataupun pengetahuan secara tatap muka.

Biar bagaimanapun, diskusi secara tatap muka, yang menggabungkan komunikasi verbal maupun non-verbal, akan lebih 'berisi' ketimbang diskusi melalui komputer atau Internet.

Di banyak negara, perpustakaan dan toko buku mulai memahami perannya sebagai pusat pertukaran pengetahuan secara tatap muka tersebut. Sehingga banyak perpustakaan dan toko buku kini yang tak sekedar berisi rak, buku dan mesin kasir, tetapi sudah dilengkapi dengan sofa dan meja yang nyaman untuk membaca ataupun berdiskusi, hotspot/wifi hingga cafe didalamnya.

Dan buku yang ditawarkan, tidak lagi buku dalam bentuk fisik. Mereka bahkan sudah menjual atau meminjamkan buku dalam bentuk digital, untuk dibaca melalui gadget pelanggan mereka masing-masing. Ini sekaligus menandakan bahwa yang terpenting dari sebuah buku adalah isi ataupun pengetahuannya, bukan bentuk fisiknya.

Sehingga di masa mendatang, bisa saja anak-anak tetap mencintai buku, tetapi sudah dalam bentuk digital, apakah itu informasi yang diunduh atau diakses dar Internet langsung, dari toko buku atapun perpustakaan.

Jumat, 06 Juli 2012

Pesan Antibodi Secara Online

   JSC'ers, kalau pengen pesen antibodi, bisa online di http://immune-tech.com. Tercantum detail mengenai harga dan dosis yang dijual.

Science News ... from universities, journals, and other research organizations Development of Antibiotic Resistance More Predictable Than Expected

ScienceDaily (July 4, 2012) — Research by Wageningen University, part of Wageningen UR, has shown that the development of bacteria with resistance against the antibiotic cefotaxime occurs more often and more predictably than was previously assumed. Bacterial populations were found to have many mutations that increase resistance and therefore have a negative effect on public health. Moreover, the effects are such that it can be predicted that the development of bacterial strains with a resistance against cefotaxime will progress in a similar way in different patients from different locations. Together with German colleagues, the Wageningen scientists developed a research approach which will allow them to predict whether, and if so how, resistant bacterial strains will develop for other antibiotics as well.
The Wageningen scientists studied the main enzyme that causes resistance against the antibiotic cefotaxime. The only function of this beta-lactamase enzyme is the breakdown of so-called beta-lactam antibiotics, which kill bacteria by preventing the production of their cell walls. Martijn Schenk and Arjan de Visser, genetic scientists at Wageningen University, were surprised by the number of mutations with a positive effect on the resistance against cefotaxime. De Visser: "Of all the mutations we found in this beta-lactamase, more than three per cent caused an increase in the resistance against the antibiotic. To top it all off, we discovered that the mutations with a strong effect also had a much greater impact than we had anticipated. Based on theoretical arguments and previous observations, we had estimated the effects on the resistance against the antibiotic to be significantly lower."
The presence in particular of mutations with a very strong effect on resistance to the antibiotic facilitates the prediction of the development of resistant bacterial strains.
Collaboration with a group of physicists in Germany enabled the Wageningen scientists to study the genetic findings quantitatively, as Martijn Schenk explains: "The physicists built computer models that helped us as geneticists to move forward. We were able to show that it is probable that the bacteria will become resistant against the antibiotic in a similar way in various patients throughout the world."
Story Source:
The above story is reprinted from materials provided by Wageningen University and Research Centre.
Note: Materials may be edited for content and length. For further information, please contact the source cited above.

Journal Reference:
1.      Martijn F. Schenk, Ivan G. Szendro, Joachim Krug, J. Arjan G. M. de Visser. Quantifying the Adaptive Potential of an Antibiotic Resistance Enzyme. PLoS Genetics, 2012; 8 (6): e1002783 DOI: 10.1371/journal.pgen.1002783

Sabtu, 09 Juni 2012

WARUNG ILMIAH

Semangat pagi kawan-kawan, ada kabar baru hlo...
APA????
ada Warung Ilmiah (WI) dari JSC....
APA ITU WI???
WI adalah salah satu progja Departemen Keilmiahan JSC dengan TIK untuk mempersiapkan ujian semester.
KAPAN???
catat tanggal mainnya :
14,15,dan 18 Juni 2012 pukul 15.30 WIB-selesai, bertempat di gedung biologi tercinta D1 lantai satu.
Mata kuliah yang di WI-kan :
1. Morfologi Tumbuhan
2. Anatomi Tumbuhan
3. Statistika
4. Biokimia
5. Evaluasi Pembelajaran
6. Embriologi

mau???
MAU!!!
kami tunggu kedatanganmu, jangan sampai ketinggalan ya,..

Minggu, 03 Juni 2012

Kegunaan Yang Menakjubkan Dari Lendir Bekicot


Karena hampir setiap perempuan mendambakan kulit cantik, maka beraneka produk perawatan kulit banyak ditawarkan. Sebagian di antaranya terdengar tidak masuk akal dan agak menjijikkan, salah satunya krim pelembab dari lendir bekicot.

Krim yang dikembangkan oleh Laboratorios Lissia di Colombia ini mengandung 20-80 persen ekstrak lendir bekicot. Bahan bakunya bukan dari bekicot liar, melainkan bekicot yang dibudidayakan di akuarium khusus agar menghasilkan lendir lebih banyak.

Lendir bekicot memang sejak lama dipercaya mengandung nutrisi tertentu yang bisa mengatasi efek penuaan. Nutrisi tersebut bisa melembabkan kulit, serta mengencangkannya sehingga dapat menyamarkan kerutan-kerutan di permukaan wajah.

Kandungan penting yang terdapat dalam lendir bekicot antara lain glycosaminoglycan (GAG) yang mengikat senyawa copper peptide di dalamnya. Secara teori, kedua senyawa ini memang sama-sama bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kelembaban kulit.

Glycosaminoglycan merupakan sejenis karbohidrat yang memegang peran penting dalam menjaga jaringan penghubung antar sel sehingga kulit selalu tampak lebih kencang. Senyawa ini juga termasuk komponen penyusun hyalorunat, yakni senyawa yang menjaga kelembaban kulit.

Sementara copper peptide merupakan senyawa yang merangsang pembentukan kolagen di kulit. Berbagai penelitian membuktikan, copper peptide memegang peran penting dalam proses penyembuhan luka yakni merangsang pembentukan sel-sel baru untuk menggantikan sel yang rusak.

Meski demikian, beberapa penelitian yang lain mengungkap efek samping dari penggunaan copper peptide secara berlebihan. Bukannya menghaluskan kulit, penggunaan yang berlebihan justru memicu produksi metalloproteinase yang melemahkan jaringan kulit sehingga tampak kendur.

Dikutip dari The Sun,krim bekicot yang dipasarkan dengan harga sekitar Rp 139.000 tiap kemasannya ini bukan satu-satunya produk unik yang dikembangkan Laboratorios Lissia. Sebelumnya, laboratorium kecantikan ini juga membuat produk antikeriput dengan bahan dasar bisa ular.

Dalam waktu dekat, laboratorium ini bahkan akan mengembangkan produk perawatan kulit berupa scrubberisi serbuk berlian. Produk yang digunakan untuk mengangkat sel-sel kulit mati ini nantinya akan dipasarkan dengan harga sekitar Rp 836.000 tiap paket.
 

Jumat, 18 Mei 2012

Judul-Judul Penelitian Biologi

Mau tau apa saja yang udah diteliti di bidang biologi? udah punya planing mau ngadain penelitian? yuk cari infonya di http://biologi.blogsome.com/2012/05/11/judul-judul-penelitian-biologi-ii/
jadikan ini sebagai inspirasimu dan semangat researchmu